top of page
  • Gambar penulisHisar Global Indonesia

Terik Matahari Menyengat, Lantai Masjidil Haram Tetap Dingin!


Masjidil Haram adalah salah satu masjid yang terletak di Makkah Al-Mukarramah, dan merupakan tempat suci pertama umat Islam. Bangunan Masjidil Haram berdiri kokoh mengelilingi Ka’bah atau Baitullah yang merupakan arah kiblat umat Islam saat melakukan ibadah Shalat. Saat ini, Masjidil Haram merupakan masjid terbesar di dunia dengan total luas sekitar 356.800 m2, mampu menampung sebanyak 820.000 jamaah haji dan umroh. Selain itu, Masjidil Haram juga menjadi destinasi utama jamaah yang melakukan ibadah haji dan umroh. Di masjid inilah dilakukan salah satu rukun haji dan umroh, yaitu thawaf atau mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali.

Arab Saudi memiliki cuaca dan iklim yang berbeda dengan Indonesia. Sengatan cahaya matahari yang sangat terik, membuat suhu di Arab Saudi sangat tinggi. Bahkan saat ini, suhu di Arab Saudi mencapai di atas 40 derajat celcius. Namun, suhu panas ini tidak membuat lantai Masjidil Haram yang terpapar langsung cahaya mata hari menjadi panas, yang akan mengganggu jamaah haji dan umroh. Lantai Masjidil Haram tetap dingin sekalipun diterpa terik matahari yang menyengat.


Berdasarkan informasi dari Saudi Gazette, presidensi umum urusan dua masjid suci Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mengatakan bahwa alasan lantai Masjidil Haram tetap dingin sekalipun disengat cahaya matahari langsung adalah karena lantai Masjidil Haram dibuat dengan bahan marmer dengan jenis Thassos yang dapat meredam hawa panas. Thassos adalah jenis marmer berwarna putih dan merupakan jenis marmer yang langka di dunia. Butiran marmer ini berukuran sangat kecil. Marmer Thassos sendiri, seperti namanya berasal dari salah satu daerah di Yunani yang bernama pulau Thassos, terletak di Laut Aegen. Marmer jenis ini sudah diekstraksi sejak jaman kuno, bahkan sejak tahun 6 masehi.


Perbedaan marmer jenis Thassos dan marmer jenis lainnya adalah dengan warnanya yang putih kristal, merupakan salah satu jenis batu alam dengan partikel terpadat dan merupakan batu alam yang paling murni. Marmer Thassos memiliki kemampuan untuk memantulkan cahaya dan panas, sehingga lantai yang menggunakan marmer ini tetap dingin sekalipun terkena cahaya matahari. Kelebihan ini tidak dimiliki oleh marmer jenis lain.


Penggunaan marmer jenis Thassos sebagai lantai Masjidil Haram pertama kali dilakukan pada tahun 1398, di bawah pemerintahan Raja Khalid. Ketebalan marmer Thassos yang digunakan di Masjidil Haram adalah sekitar lima centimeter. Dalam sebuah penelitian dijelaskan bahwa marmer Thassos menyerap kelembaban pada malam hari melalui pori-pori kecil yang dimilikinya. Selanjutnya pada siang hari, marmer ini akan tetap mempertahankan udara sejuk dari kelembaban yang diserapnya. Selain di Masjidil Haram, marmer jenis Thassos juga digunakan dalam bangunan Hagia Sophia, di Istanbul, Turki.


Sahabat hisar, kamu yang sudah pernah umroh pasti pernah merasakan dinginnnya lantai dimasjidil haram. Udara panas dsaudi tidak akan mempengaruhi lantai dimasjidil haram. Lantai jadi nyaman ketika diinjak saat siang maupun malam.

 

Penulis : Abi Khoirul Azzam

Divisi  : Hisar Global Hicaz Operasional

12 tampilan0 komentar

Comments


bottom of page